Monday, February 21, 2011

Tips Memilih GPS

Hobi berkendara ke luar kota? Bingung mencari rute yang tepat? Atau tidak hapal jalan-jalan di kota? Sekarang sudah ada solusinya, yaitu GPS (Global Positioning System). Ini salah satu gadget kesayangan saya, walaupun harus merogok kocek sampai agak dalam, tetapi hasilnya sangat memuaskan! I rated this among the most useful gadgets I ever bought!
Ngomong-ngomong soal GPS, kalo anda mau worth the cost karena memang harganya tidak murah, saya punya tips 5 kriteria penting dalam memilih GPS:

1. Peta ter-update dengan peraturan lalin terkini, klasifikasi jalan raya, POI (Point Of Interest) database seperti hotel, restoran, tempat wisata, pompa bensin, bank dll

2. Routing termasuk Automatic Re-reouting

3. Ukuran Layar, terutama untuk berkendara di dalam kota dan kita memang benar2
bergantung kepada GPS sampai ke detail gang-gang terkecil

4. Layar Sentuh

5. Akurasi


Keterangan :

1. Peta Detail
Traffic Regulation. Peta yang baik seharusnya terupdate dengan peraturan lalu lintas lokal terkini. Misalnya panduan arah dari Simpang Dago ke Hotel Chedi, kalau perhitungan rute menurut metode shortest distance, di pertigaan Ciumbuleuit kita pasti diarahkan untuk langsung belok ke kanan, tapi kenyataannya sekarang di situ terdapat rambu dilarang belok ke kanan, kalau kita tidak melihat rambu tersebut ya siap2 saja ditilang 8-). Peta yang baik bisa mengetahui dimana kita bisa memutar balik (u-turn) untuk mematuhi peraturan lalu lintas, misalnya dari arah Senopati mau ke Ratu Plaza, GPS seharusnya mengarahkan belok ke kiri dulu sebelum menuju Bundaran RP, memutar balik di Pattimura, nah kalau petanya bisamenunjukkan titik lokasi untuk memutar balik, itu rtinya sudah top.

Road Classification. Ini berguna untuk melakukan setting routing preference, di mana GPS bisa membedakan antara jalan tol, jalan negara, jalan propinsi, jalan besar dan jalan kecil. Hal ini berguna dalam membuat perhitungan rute yang dikehendaki.

POI Database. Ini memuat data koordinat dari tempat2 yang berguna (hotel, restoran dll) sehingga kita dengan mudah dapat mencarinya dengan GPS

2. Routing Program
Program ini berguna untuk memandu jalan dari suatu lokasi awal ke lokasi tujuan. Basic GPS unit hanya bisa menunjukkan koordinat Lintang dan Bujur tanpa menampilkan peta dari daerah tersebut, ini cukup berguna untuk pendaki gunung, berkelana dalam hutan, bersepeda di JPG, atau off road di Halimun dll, namun kalau untuk berkendara on the road, routing is the key.

Advanced GPS memiliki beberapa setting dalam melakukan routing, yaitu, metode berkendara (walking, motorcylce, car, or truck), metode kalkulasi (jarak terpendek atau waktu tersingkat), dan avoidance setting (toll way, u-turn, small street, un-paved, custom). Rute yang bisa dipakai untuk sepeda motor kadang berbeda dengan mobil, coba aja naik sepeda motor lewat jalur tengah Semanggi arah Sudirman-Thamrin kalau nggak ditilang polisi. Kemudian rute jarak terpendek, belum tentu ditempuh dalam waktu tersingkat. Bagi orang yang ingin hemat BBM tapi tidak diburu waktu, mungkin akan memilih metode jarak terpendek. Biasanya setting ini lebih signifikan untuk rute antar kota, misalnya antar Jakarta – Bogor, dari Cinere pasti lebih dekat lewat Parung, tapi mungkin akan lebih cepat jika lewat tol Kp Rambutan – Jagorawi walaupun jaraknya lebih jauh.

Automatic Re-route. Hal ini berguna untuk mengkalkulasi ulang rute kalau kita salah jalan. Misalnya kita salah mengambil belokan, dengan auto-reroute GPS bisa menunjukkan bagaimana caranya tetap ke tujuan akhir sebisa mungkin tanpa harus mundur atau memutar balik.

Avoidance Setting. Ini berguna agar GPS bisa menyesuaikan panduan dengan rute favorit kita sesuai dengan kriteria yang kita inginkan, misalnya kalau duit lagi cekak, GPS bisa diset untuk menghindari jalan tol, atau bisa juga diset untuk menghindari u-turn (konsekuensinya rute akan jadi lebih jauh, karena akan dicarikan rute melingkar), menghindari jalan kecil (gang) dan juga disediakan custom setting untuk menhindari jalan-jalan tertentu yang (karena alasan pribadi) nggak pernah mau kita lewati, misalnya kita nggak mau lewat jalan H. Nawi, soalnya pasti macet atau karena lewat depan rumah bekas pacar he he he…

3. Ukuran Layar
Bigger screen is always better. Meskipun sekarang mulai banyak HP/Smartphone yang bisa dipakai sebagai GPS, kenyataannya layar sekecil itu tidak praktis untuk dipakai sambil berkendara kalau kita memang 100% rely on GPS. Cukup susah untuk melihat detail petanya tanpa harus mengalihkan pandangan dari jalanan. Idealnya ukuran screen >4".

Orientasi screen juga berpengaruh walaupun tidak signifikan, idealnya layar GPS berorientasi potrait, karena akan lebih banyak menampilkan view ke depan (way ahead/forward). Kalau layar berorientasi landscape, layar akan lebih banyak menampilkan detail di kiri dan kanan jalan,sementara pandangan ke depan lebih sedikit, sehingga rasanya kurang sip. Walaupun demikian, kenyataannya most of car GPS berlayar landscape.

Layar Warna. Dibanding orientasi layar, kemampuan layar untuk menampilkan warna punya pengaruh yang sangat signifikan. Sebaiknya pilih GPS yang berwarna, sebab kita akan kita akan lebih mudah membaca peta dan membedakan route plan dengan jalanan lainnya (route plan akan digambar dengan warna berbeda dengan jalan lainnya)

4. Layar Sentuh
Walaupun tidak dianjurkan karena berbahaya, sering kali kita harus berinteraksi dengan GPS sambil berkendara, misalnya kita ingin melakukan zoom in/out peta, merubah destinasi, melihat route plan secara keseluruhan dll. Dengan fasilitas touch screen ini masih dimungkinkan tanpa harus melepas pandangan dari jalan, sementara hal ini menjadi sangat membahayakan diri sendiri dan pengendara lain kalau kita menggunakan layar non touch screen seperti pada HP biasa, di mana kita harus menekan tombol2 keypad konvensional.

Kalau kita menggunakan HP sebaiknya kita berhenti dahulu di pinggir jalan sebelum merubah setelan GPS.

5. Akurasi
Kalau misalnya GPS untuk militer memiliki akurasi sampai 3ft ~ 1m, akurasi receiver Garmin yang kita pakai sehari2 bisa mencapai 5m di tempat terbuka atau sekitar 10m di antara gedung2 tinggi. Akurasi 5m artinya posisi kita sesungguhnya bisa berada di mana saja dalam radius 5m dari titik yang ditunjukkan di layar GPS. Akurasi di atas 10m akan menjadi tidak berguna untuk panduan berkendara di dalam kota di mana jalanan2 cukup rapat, jarak antara pertigaan satu dengan pertigaan lain sekitar kurang dari 20m, karena kemungkinan besar akan salah dipandu belok atau dianggap salah lajur.

Kebanyakan GPS sekarang sudah memakai peta 3D, dalam arti route plan ditunjukkan dalam bentuk simulasi pandangan sopir, alih-alih peta 2D yang seperti melihat peta dari atas. Namun peta 3D membutuhkan koneksi extra 1 satelit (versus peta 2D) sebelum bisa mengunci posisi kita, artinya butuh waktu lebih lama pada saat start up sebelum GPS bisa bekerja. Walaupun demikian bukan berarti begitu menyalakan GPS yang hanya menggunakan peta 2D kita langsung bisa tancap gas, tetap butuh waktu minimal 1 menit untuk mencari satelit di angkasa dan mengunci posisi kita (dalam keadaan diam dan di tempat terbuka). Kalau kita berada di antara gedung2 tinggi maka sinyal satelit akan sulit terlacak pada saat start up, namun begitu posisi sudah terkunci, keberadaan kita masih tetap terlacak asalkan tidak berada di dalam gedung/basement.

Garmin menggunakan sampai 10-12 satelit di angkasa untuk mengunci posisi kita, sementara untuk akurasi 3D dibutuhkan minimal 4 satelit, sedangkan untuk akurasi 2D dibutuhkan minimal 3 satelit.

FAQ
1. Apakah layanan GPS itu berbayar?
Layanan GPS via satelit sampai saat ini tidak berbayar dan inipun sudah cukup, kecuali kita berlangganan extra features yang mana hanya tersedia di US atau Eropa (Garmin online, etc) seperti weather report, traffic report, fuel price update etc.
Layanan GPS via mobile phone network tentu berbayar, setidaknya dikenai biaya GPRS untuk send-receive data dan air time, belum lagi kalau ditambah layanan2 lain via wap service

2. Apakah mengunakan GPS itu rumit?
Tidak, paling hanya memerlukan initial setting layaknya mengoperasikan HP/Smartphone, setelah itu tinggal touch and go

3. Mengapa harga software peta asli mahal?
Di Bangkok, kalau membeli software peta saja harganya cukup mahal, sekitar 3-4 juta rupiah, namun kalau membeli dengan unit Garmin, peta diberikan secara gratis. Kenapa mahal? tergantung dari detail yang disediakan, peta yang bagus memiliki database POI yang lengkap, termasuk aturan lalu lintas terkini termasuk titik untuk u-turn (bayangkan saja jalanan sepanjang Warung Buncit sampai Kuningan, ada berapa lokasi u-turn yang harus di data, itu baru satu lajur dari satu kota, software Thailand Street Map mencakup peta jalan dan POI database dari seluruh kota di Thailand), dan kalau membeli peta resmi kita akan dapat menerima update peta secara gratis (tergantung provider). Jadi misalnya mau kita JJB (Jalan Jalan Bareng) ke Jogja, tinggal search nama hotel yang dituju, kalau ada di dalam database GPS, kita bisa langsung dipandu sampai ke hotel. Mau mencari lokasi suatu alamat, pompa bensin, restoran, museum, mesjid, gereja, rumah sakit, supermarket, bioskop, pasar,atau tempat2 wisata lainnya, tinggal key in saja.

Yang paling asik ialah ada satu option di GPS yang bernama Home. Tinggal pilih option ini di manapun kita berada, kita akan langsung dipandu pulang sampai ke rumah! persis seperti fungsi autopilot, sayang mobilnya nggak bisa nyupir sendiri 8-). Banyangkan setelah puas muter2 di Lembang-Maribaya, mau pulang ke Jakarta, nggak usah nanya2, pencet Home langsung dipandu sampai rumah. Saya sudah berkali-kali memakai option ini, dari pelosok2 Taman Nasional (National Park Reserve) di Thailand, di mana orang2 nggak bisa membaca tulisan latin, boro-boro bahasa Inggris, Alhamdulillah tidak pernah perlu menanyakan arah pulang ke Bangkok! (selama kita stay on the chartered road).

Sumber : http://gadgetandstuff.blogspot.com

No comments:

Bookmark This

Popular Posts

Amazon